Holla,
Setelah beberapa tahun vakum :D, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan blog ini lagi.
Hanya saja, mungkin kali ini objective-nya akan berbeda, blog yang dulunya bernama ikarame.blogspot.com saya ganti menjadi kisahtangan.blogspot.com.
Dimana blog ini akan melakukan review-review terkait berbagai hal yang saya dan (calon) pasangan hidup saya alami, semoga review kami bermanfaat bagi teman-teman semua. Kebetulan kami punya signature, yaitu tidak pernah foto menampilkan wajah satu sama lain, sebagai gantinya kami melakukan foto-foto dengan menampilkan gambar tangan. Maka itu blog ini berganti nama menjadi kisahtangan.blogspot.com
Kali ini saya akan menulis review tentang Rumah Retreat Katolik Giri Sonta atau biasa disebut Puspita (Pusat Spiritual Giri Sonta).
Memang sejak saya retreat pribadi di Rawaseneng sayang menjadi ketagihan untuk melakukan retreat pribadi tiap tahunnya.
Tahun 2014 lalu, saya memutuskan untuk retreat di Giri Sonta, Semarang (lagi). Ini merupakan kali kedua saya ke sana, setelah di tahun 2013 saya mengunjungi rumah retreat bergaya Belanda ini untuk pertama kalinya. Uniknya istimewanya kali ini saya pergi dengan sang pacar yang sehari-hari saya panggil "Kakak"
Giri Sonta letaknya di Ungaran, masih sekitar 1,5 jam dari kota Semarang. Saya sendiri pernah mencoba dengan dua cara, yaitu berangkat menggunakan pesawat dan kereta dari Jakarta. Dari segi biaya bisa berbeda hingga 2x lipat. misalnya pada Desember tahun 2014, budget flight fare tujuan Semarang sekitar Rp800.000 sedangkan bila menggunakan kereta hanya Rp 400.000. Bila memesan lebih awal mungkin bisa mendapat harga yang lebih baik.
Karena akhir tahun lalu, saya pergi dengan kakak, kami memutuskan berangkat dengan kereta dan pulang dengan pesawat (biar lebih hemat, namun tidak membuang terlalu banyak waktu). Kebetulan kakak belum pernah naik kereta :D, so it would be a great experience.
Kami memesan tiket kereta secara online, dapat dilihat di https://tiket.kereta-api.co.id/ dan kami memilih untuk naik kereta Anggrek Pagi, yaitu berangkat pukul 9.30 dari stasiun Gambir dan tiba di stasiun Tawang pukul 15.00. Kami pun tiba di stasiun cukup pagi sekitar pukul 08.00. Kakak begitu Sumringah melihat situasi stasiun gambir yang ramai tapi cukup teratur. Menurutku pun sama, dibandingkan beberapa tahun silam, sekarang stasiun-stasiun sudah mengalami banyak perbaikan. sudah banyak resto enak juga di sini.
Setibanya di stasiun kami harus melakukan print tiket lagi, layanan ini memang disediakan oleh PT KAI dan sifatnya gratis.
Setelah berhasil mencetak tiket, kami menyempatkan diri ke mini market di dalam stasiun untuk membeli minuman dingin dan samphoo (seingatku di Giri Sonta memang tidak disediakan peralatan mandi)
Setelah itu kami pun melakukan check-in dengan memberikan tiket dan KTP. Setelah itu, karena masih agak lama kami pun memutuskan menunggu kereta sambil sarapan. Kebetulan tadi pagi memang dibawain bekal sama nyokap, jadi kami pun makan dengan lahap, dengan berbagai kedua ransel terletak di kaki. Selesai makan, sekitar pukul 08.45, kami memutuskan naik ke jalur kereta. Beruntunglah kami, tak berapa lama, sekitar pukul 09.00 ternyata kereta sudah tiba.
Di dalam kereta cukup nyaman, kami duduk di Gerbong Eksekutif 6. Lain dengan kereta commuter, setiap penumpang kereta eksekutif mendapat satu bangku sendiri, kursi juga dilengkapi dengan colokan dan bantal kecil. Jadi lumayanlah, bisa charge Hp di sana.
Kami berdua sangat menikmati perjalanan tersebut, terlebih di setiap tempat duduk juga dilengkapi dengan pijakan kaki, sehingga kaki terasa nyaman.
Kami tiba di stasiun Tawang sekitar pukul 15.30, begitu turun kami disambut oleh gerai roti boy yang harum semerbak...
Karena selama di kereta kami tidak makan (hanya cemal cemil) akhirnya kami memutuskan untuk beli roti. Dari stasiun Tawang, sudah ada taxy yang menunggu kami, Taxy ini memang sudah kami pesan melalui Giri Sonta (Jadi Giri Sonta dapat mereferensikan supir taxy yang bisa mengantar kita ke sana).
Giri Sonta terletak di Ungaran, kita dapat menaiki bus yang menuju kota salatiga (saya belum pernah coba sih), atau dapat juga menggunakan taxy seperti kami, ongkos taxy sekitar Rp130 - 150 ribu. Karena masih lapar, kami minta mampir untuk membeli makanan cepat saji yang bisa langsung dibawa ke Giri Sonta, karena sesi pertama Retreat kami akan dimulai jam 6 sore ini.
Pak Supir pun dengan cekatan membawa kami ke warung Ibu Puji, pusat oleh-oleh yang dilengkapi oleh Resto juga. Beliau menyarankan membeli tahu bakso, karena ringkes dan bisa dimakan diperjalanan. Kami membeli satu kotak tahu bakso (isi 8) dengan harga Rp20.000. Tahu bakso ini recommended sekali, kebetulan ketika kami beli, tahunya masih anget dan dilengkapi dengan cabe rawiiit. Enak sekali, aku dan kakak tak berhenti makan (Enak+Laper = Enak banget)hingga kami tiba di depan gerbang Giri Sonta
Sekian cerita perjalanan menuju Giri Sonta, mengenai Giri Sontanya sendiri, akan direview di artikel berikutnya ya
No comments:
Post a Comment