Friday, March 09, 2012

AN IDEAL FUTURE HUSBAND ???




“Dhit, tadi udah baca email dari pak Hikmat? Bb-ku ketinggalan nih”
“udah.. oh itu tentang undeployment”

DEG…DEG… mendengar kata itu hatiku mencelos, my heart just beat slower.
UNDEPLOYMENT sesuatu yang harus terjadi cepat atau lambat, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, rela atau tidak rela.

Indonesia Mengajar… suatu gerakan yang membuatku jatuh cinta pada sebuah pengabdian. Suatu gerakan yang membuatku ketagihan hidup di pedesaan, memeratakan pendidikan. Sepanjang jalan Fakfak menuju Offie aku pun mulai berkhayal. Apa yang akan kulakukan selesai IM? Tak ingin aku kembali pada ramainya Jakarta, Hectic-nya ibukota dan melakukan pekerjaan yang membuatku merasa lelah tanpa berguna. Bila kuboleh meminta aku ingin terus bekerja untuk anak-anak, ingin terus mendidik dan memajukan cakrawala anak bangsa. Walau peluh dan kesabaran seringkali terkuras tapi ku tahu I do something right.

YA sudah lakukan saja!! Begitulah hati kecilku menjawab tanpa logika. Lalu kata-kata itu terusik oleh pikiran lain, bahwa aku juga harus realistis, berpikir sedikit kapitalis untuk memenuhi kebutuhan hidupku, membahagiakan orang tuaku. Sampai kapan aku mau menumpang di rumah orang tuaku?

Kegalauan ini pun beranjak lebih jauh…bagaimana caranya memenuhi idealisme tapi tetap berpijak pada realita?
AHA… aku menemukan suatu ide, bagaimana kalau aku cari suami saja… biar suamiku yang menafkai dan aku akan terus bekerja sebagai relawan pendidikan?? Sounds good….
Tapi… kalau dipikir-pikir lagi… it’s not good. Terlalu picik dan egois… kasihan yang jadi suamiku bila ia harus bekerja untuk kami dan aku hanya memenuhi impianku saja. Pasti akan terjadi konflik antara kami… dan aku tidak tega melakukan hal itu, he must be someone who loves me much so he want to sacrifice for us.
NO NO NO it’s not a good idea

Lalu munculah Ide kedua…
AHA bagaimana kalao cari suaminya sama-sama pecinta pendidikan dan punya visi yang sama sebagai sukarelawan pendidikan. It sound perfect, kami akan sama-sama bekerja dan mencintai proses memajukan kapasitas anak bangsa.
Tapi setelah dipikir-pikir lagi oh NO NO NO, kalau kami berdua sukarelawan pendidikan maka kami akan hidup melarat…. Kami berdua akan sama miskinnya… lalu anak-anak kami mau dikasih makan apa? Bagaimana memenuhi biaya sekolah dan kebutuhan mereka??
Again… it’s not a big idea.
Fiuh…. Lalu bagaimana dong???
Oh bagaimna bila aku cari “raja minyak” baik hati yang mau menikah denganku. Sehingga ia bisa membiayaiku membangun sekolah untuk kaum tak mampu…. Yeah it’s great idea..
BUT THE PROBLEM IS…. Raja minyak mana yang mau nikah sama GUE???
Seorang guru dengan bonus talenta pembantu rumah tangga handal….
Hua….. ide ketiga ini pun bukan ide yang baik…

Lalu bagaimana caranya??............akhirnya lamunanku dibuyarkan dengan berhentinya angkot yang kutumpangi di depan rumah Adhiti. Aku pun menyimpan ide-ide gila itu di benakku dan akan kuteruskan suatu saat nanti, saat kupunya waktu senggang untuk mengunjungi alam bawah sadarku.

2 comments:

Ikatan Mahasiswa Tegal said...

aslm.. bu ika, saya saeful.. saya pernah baca kommet bu ika tentang "sosialisasi".. kalo boleh, saya minta copian thesis ibu tentang sosialisasi sekolah.. sebagai referensi skipsi saya bu.. asyaefulloh@yahoo.com

ika said...

Hii IMT, waalaikumsalam.
hm.. kamu baca dimana yah? bisa diceritakan lebih lanjut, sehingga saya bisa membantu dengan tepat? email me di ika.ika.ok@gmail.com yah. makasih :)