Tuesday, September 20, 2011

yuu dukung mereka mencintai jendela dunia




Layaknya orang yang terhipnotis, puluhan pasang mata itu memperhatikan tanpa berkedip. Lalu dengan lantang kutanya, “siapa yang mau baca buku?” kontan, bemunculan jari-jari telunjuk yg tak sabar mendapat buku.



Sabtu pagi yang cerah, selesai melaksanakan kerja bakti di sekolah, bersama muridku, kami melaksanakan “cuci perpustakaan.” Perlahan ku buka pintu ruangan yang telah lama terkunci itu, kupandangi ruangan kosong berdebu yang dipenuhi serbuk - serbukkayu di setiap sudutnya. Meja dan kursi berjajar memanjang di kiri kanan ruangan dan di tengahnya terdapat sebuah lemari kaca yang bagus. Sayangnya atap dan kusen-kusen jendela perpustakaan kami sudah lapuk dan dipenuhi rayap, sehingga serbuk kayu terus berhamburan di meja dan lantainya.



Lemari kaca itu sangat menyita perhatianku, di sanalah satu-satunya tempat menyimpan “harta karun” kami. Tak sabar, aku melangkah cepat ke arahnya dan memandangi tumpukan-tumpukan buku di dalamnya. Segian besar adalah buku bacaan untuk guru, buku-buku panduan bagi para guru agar metode pengajarannya menjadi lebih menarik. Sedangkan buku – buku bacaan anak hanya sedikit, sekitar 5 jenis buku ensiklopedia yang masing-masing berjumlah 2, yaitu seri Mamalia, burung, ruang angkasa, tanaman genetic dan dinosaurus. Semuanya masih dalam kondisi “perawan,” tersegel pertanda tak pernah dibaca.





Selesai membersihkan ruangan, aku minta izin pada Pak Kapisa untuk membuka lemari dan membagikan buku-buku itu untuk dibaca. Murid-muridku menatap isi lemari itu lekat-lekat, sangat antusias dan penuh rasa ingin tahu. Awalnya ku ambil sebuah buku ensiklopedia tentang mamalia dan membacanya seulas di hadapan mereka. K baca sambil ku praktekan teknik membaca read aloud yang pernah diajarkan bu Roosie dan Mas Ariyo. Layaknya orang yang terhipnotis, puluhan pasang mata itu memperhatikan tanpa berkedip.



Lalu dengan lantang kutanya, “siapa yang mau baca buku?” kontan, di hadapkanku bemunculan jari-jari telunjuk yg tak sabar mendapat buku. Mereka senang sekali mendapat buku bacaan dan langsung mengambil tempat masing-masing, baca, baca dan baca.



Dari dalam perpustakaan kami yang sederhana dan lapuk, terdengar suara anak-anakku yang sibuk mengeja kata. Suara yang bagiku amat merdu di Sabtu pagi yang cerah itu.



*Sayangnya di Fakfak belum ada toko buku, maukah kalian menyumbangkan buku-buku bekas layak pakai untuk anak-anakku? Kami akan senang sekali mendapat kumpulan cerita anak, kumpulan dongeng, buku kreatifitas, buku bahasa Inggris, buku resep, buku pengetahuan, atlas sekalipun atau apa saja yang bisa dibaca.



Donasi dapat disumbangkan melalui Indonesia Menyala, salah satu program ekstensi Indonesia Mengajar yang membidangi kepustakaan bagi daerah-daerah penempatan pengajar muda. Jangan lupa cantumkan nama desa dan kabupaten yang dituju, yaitu : Desa Siboru, Kabupaten Fakfak – Papua Barat. Kami tunggu donasi bukunya.

No comments: