hari ini 16 April 2006, tepatnya pukul 8.15 ketika romo Paulus Aureli mengucurkan air suci di atas kepalaku.
Saat itu juga air mata ku mengalir, bersama air suci bahasi pipi ini. Kudengar rumusan mantra dalam nama Bapa, Putra dan roh kudus dikumandangkan.
Ada dua perasaan hari ini, perasaan bahagia dan sedih.
ketika memasuki ruang gereja pagi ini, air mata gue ga mau berhenti. begitu pula ketika lagu kemulian untuk Allah dinyanyikan. dalam hati " Ya Bapa, aku datang, demi mendapat metrai dariMu ku tinggalkan keluargaku".
back to malam paskah :
"sia - sia aja gue punya anak" kata - kata pertama yang terdengar ditelingga gua ketika baru melangkahkan kaki di rumah. malam itu, baru saja aku bertugas sebagai anggota koor untuk malam paskah.
ternyata, papi, mami dan cici gue lagi memperdebatkan masalah babtis gue. Nyokap langsung nyuru gue ke atas, sementara cici gue terlihat masih bernegosiasi sama bokap.
ga ada yang bisa disalahkan dalam masalah ini,
ya.. bokap gue memang keras, sebagai kepala keluarga dia mau keluarganya utuh, satu agama dan always kompak dalam segala hal.
gue tau dia bener- bener berusahasa menjaga keluarganya, tapi... gue malah membelot. gue jadi 'pengkhianat' baginya. Memang pantas dia marah, sebab secara ga langsung gue da melangkahi harga dirinya.
Nyokap gue juga ga salah, dia cuma mau membela.. walau pun akhirnya masalah jadi panjang. malah jadi merembet ke segala topik. percekcokan engga bisa lagi dipungkiri.
thanx, Tuhan mengirimkan orang - orang terbaik di sekililing, terutama cie -cie ku tersayang. orang yang selalu memntapkan langkah ini. Dia pengacara paling handal yang dikirim Tuhan buatku.
Sampai detik ini, bonyok gue mase berantem. gue bingung, harus ngapain, harus bilang apa, harus bagaimana.
Saat ini hanya bisa pasrah......
Biar Tuhan yang mengatur......
sebenarnya ketika memutuskan untuk pindah agama, gue tau hal ini akan terjadi, dan gue sadar akan ada pihak yang terluka. tapi... panggilan hati tidak lagi dapat dihindari. hari ini pula dilidahku meleleh Hosti yang bercampur anggur. hosti yang plain dan anggur yang getir, rasanya bikin gue semakin merasakan getirnya hati.
O ya.. mu kasi tau yah... nama babtisku Teresa Ika Martharia Trisnadi. Teresa diambil dari nama Mothet Teresa dari Calcuta, ga begitu mecing ama nama ali gue sih, tapi kan mau meneladani bunda teresa.
Latar belakang keluarga dan rasa kesendirian menjadi motivasi terkuat untuk semakin berbuat baik. Kiranya nantinya keluarga dapat melihat bahwa katolik adalah ajaran cinta kasih.
P.s : ada kejadia lucu ketika sedih datang. Sol sepatuku copot, pada waktu misa. aduh bingung banget deh.. mana kalo babtis kan harus maju ke depan. masa jalannya kaya suster ngesot???
cozz yang copot cuma sebelah.
akhirnya gw jalan sambil jinjit and tanx God ga ada yan tau heheheheheehe
2 comments:
hi! selamat yah udah dibaptis jadi katolik... gue nyebrang dari blognya nenekmu nih (direkomendasikan loh!) salut baca perjuangan baptis lu... semoga lebih mengimani ajaranNya yah... GBU!
iyaaaaaaaaaa..........
wah... nenekku tu mang jago promosi yah?
kalo gitu mu nulis buku ah, biar dipromosiin lagi...heheee ( joking lah)
ok keep in touch yah...
Post a Comment